Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Ulas Film Jumbo, Animasi Karya Anak Bangsa dengan Nuansa Tambo

 

Film-Jumbo

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tambo berarti sejarah atau babad yang bercampur dengan dongeng. Sama hal dengan film Jumbo yang sanggup mengemas kisah dongeng versi anak-anak dan membangkitkan inner child semua usia. Apalagi para pengisi suara (voice actor) yang ada didalam film ini mampu mengucapkan dialog untuk kerahkan imajinasi penonton tetap fokus pada detail visual animasinya. Film Jumbo pun jadi film pertama yang Blogger Eksis tonton bersama keponakan pada hari pertama penayangan di bioskop saat momen libur lebaran 2025.

Hari pertama lebaranku diisi dengan bekerja, lanjut melayat ke makam ayahanda teman yang baru meninggal, hingga malam hari aku sempatkan diri ke Cinema XXI Lippo Mal Puri untuk nonton film Jumbo. Kegiatan NoBar malam itu jadi aktivitas yang paling menyenangkan karena #JumboUntukSemua bisa dinikmati berbagai kalangan. Ada hal tentang sikap untuk memaknai kehilangan atau mengikhlaskan segala hal yang pernah terjadi dalam hidup ini. Berikut ulasan film Jumbo!

Film Qodrat 2, Horor Kelanjutan Teror Iblis terhadap Ustaz yang Superior

 

Qodrat-2

Film Qodrat 2 menembus angka 1 juta penonton selama satu minggu penayangan di bioskop. Keberhasilan film produksi Magma Entertainment dan Rapi Films ini terus mengejar kesuksesan prekuelnya yang berhasil meraih 1,7 juta penonton. Sutradara Charles Gozali mampu mengemas kelanjutan film horor tanpa andalkan jumpscare yang menakuti penonton. Film Qodrat 2 malah hadir sebagai horor religi dengan kekuatan aksi tanpa basa basi. Ini kelanjutan film horor yang penuh teror iblis terhadap sosok ustaz yang superior.

Film Ambyar Mak Byar, Romansa Lokal dengan Unsur Musikal

 

Film-lokal

Ambyar Mak Byar jadi film romantis musikal yang bakal hiasi jagat layar lebar pada awal Januari 2025. Film yang diproduksi BION Studios dan Universal Mediatainment fokus pada konten hyperlocal sesuai perkembangan tren segar dalam cerita yang dekat keseharian. Puguh P.S. Admaja sebagai sutradara sekaligus penulis skenario seperti sengaja gali potensi untuk buat pengalaman nonton film seperti menyaksikan konser atau acara musik.

Ambyar Mak Byar bercerita tentang lika-liku perjalanan cinta Jeru (Gilga Sahid) sebagai pemuda naif anak dari abdi dalem yang berjuang menaklukkan hati putri keraton bernama Bethari (Happy Asmara). Perbedaan kasta di Keraton membuat hubungan keduanya penuh ujian. Ditambah lagi, Jeru masih punya impian menjadi musisi bersama grup band yang disebut Konco Seneng.

Idealisme untuk tetap berkesenian dalam bermusik akan terbentur perihal cinta yang punya harga diri. Dititik yang sudah terhimpit, apakah kekasih hati bisa kembali dalam pelukan atau hanya bisa dikenang dalam nyanyian?!

Pandora Experience Macabre, Destinasi Permainan Tema Horor yang Gore

Pandora-Experience
      Blogger Eksis tak membayangkan bisa tergoda ikut main ke Pandora Experience. Setelah dengar pengalaman teman teater dan lihat konten video dari Raditya Dika, akhirnya aku beranikan diri untuk ikut serta pada skenario Pandora Experience Macabre. Total 6 orang yang memilih lokasi di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat pada Minggu (1/12) untuk merasakan Macabre: Van Gogh’s Obsession dengan durasi maksimal 120 menit. 

    Sebelum menuju lokasi, aku sempat stalking terlebih dahulu akun IG @pandora.exp. Dari keterangan highlights IGs, Macabre punya level ketakutan bintang 5 (*****), tingkat kesulitan bintang 4 (****), dan aktivitas fisik skala 3 (***). Hanya fear factor level yang menurutku belum sesuai pada destinasi permainan tema horor ini meski vibe room yang ditampilkan sudah gore.


Ulas Film Indonesia Terbaik, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

 

Film-Indonesia

   Delapan tahun terakhir perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) selalu menempatkan film Indonesia terbaik yang punya kualitas mumpuni. Termasuk Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JeSeDeF) yang menurutku layak bersanding dengan deret peraih Piala Citra sebelumnya. Apalagi 3 dari nominasi film terbaik tahun ini juga belum rilis resmi ke publik. Untungnya JeSedeF punya color grading ‘hitam putih’ yang mampu memikat hati dewan juri FFI 2024. Sama seperti judulnya, Blogger Eksis pun makin jatuh cinta mendalam terhadap sinema perfilman nasional.

        Keunggulan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film tak hanya sebatas color grading yang memanjakan mata. Skenario asli yang ditulis langsung dari tangan sutradara, Yandy Laurens punya storyline yang rapi. Sutradara milenial ini berani menawarkan konsep meta, ada cerita tentang film didalam film. Premis segar didukung eksplorasi musik syahdu mampu bangkitkan imajinasi para pemeran sehingga masing-masing masuk ke dalam karakter secara emosional.

Indonesia Kita Pentaskan ‘Putra Sang Maestro’ di Teater Besar, TIM

 

Indonesia-Kita

Kedua kalinya, Blogger Eksis nonton program Indonesia Kita di Taman Ismail Marzuki (TIM). Tahun lalu, pentas Calon Lawan diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya. Sementara panggung Teater Besar jadi saksi pentas ‘Putra Sang Maestro’ jelang akhir tahun 2024. Konon pementasan kali ini kurang dapat dukungan sponsor seperti biasa. Entah waktu persiapan yang terlalu mendadak atau sponsor yang mundur karena salah satu pelakon dalam pentas ini terlibat sebagai juru bicara untuk paslon yang sedang berlaga dalam Pilkada DKI Jakarta. Tapi, pertunjukan ke-43 ini justru lebih berwarna dan berhasil dipentaskan pada 14-15 November 2024 pukul 20.00 WIB.

Perjalanan Menuju Indonesian Dance Festival 2024 dari Salihara

 

Dance-Festival

Siapa yang pernah punya pengalaman menari? Tentu bisa menari jadi keahlian yang tak tertandingi sebab seni tari bagian dari budaya bangsa yang terus dijaga dan dilestarikan sampai kini. Masing-masing dari kita punya favorit tarian tersendiri. Blogger Eksis dapat sudut pandang baru terkait seni tari menuju Indonesian Dance Festival 2024 yang akan berlangsung dari tiga lokasi Komunitas Salihara Arts Center, Graha Bakti Budaya (GBB), dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ)

Menonton Pentas Repertoar “Lakon Tragedi Otak yang Bermigrasi”

 

Pentas-Repertoar

     Saat ini Bentara Budaya tengah rayakan ulang tahun yang menginjak usia ke 42. Umur memang tak terlalu penting sebab kreativitas tidak bisa diukur dengan angka. Hal yang paling penting dan menarik perhatian Blogger Eksis yaitu saat Bentara Budaya pernah memberi ruang bagiku untuk baca puisi. Daya cipta puisi dari seorang temanku mengajak jiwaku yang senang dengan karya sastra untuk usir rasa bosan kala itu. Aku pernah tampil bersama seni karawitan di Bentara Budaya Jakarta. Itu hanya sepenggal kenangan masa lalu sebelum pandemi.

      Aku merasa bahagia saat kembali ke Bentara Budaya. Tapi, kali ini bukan sebagai pelaku seni melainkan hanya menjadi bagian dari penikmat seni. Sebenarnya acara seni yang aku tonton juga bukan di BBJ, tetapi di gedung sebelah yang lebih megah yaitu Menara Kompas. Dari lantai 8 daerah Palmerah, aku nikmati dan maknai ingatan dalam Pameran Seni Rupa bertajuk Komunikasih VS Komunikacau. Pertemuan saat pembukaan pameran tersebut diisi dengan pentas Repertoar “Lakon Tragedi Otak yang Bermigrasi” pada (26/9)